Comes in a Reasonable Thought

Kemarin saya sempat terserang panik saat kehilangan kontak dari Jambi. Pasalnya di hari rabu malam Reza sempat mengirimkan sebuah foto yang menunjukkan sebuah luka berdarah-darah di lehernya. Saya yang tentu saja sangat shock melihatnya, langsung menelfonnya saat itu juga. Unfortunately Reza adalah orang yang sangat gemar bergurau di banyak aspek kehidupannya, dan tentu saja saat saya panik tersebut dia masih sempat bergurau. Saya yang tidak menerima jawaban jelas (di awal Reza bilang itu luka karena ditombak, tapi lalu ia meralatnya dengan bilang kalau itu adalah luka karena digigit binatang) akhirnya berusaha untuk ber-positif thinking dan menenangkan diri dengan terus percaya kalau Reza bisa menjaga dirinya sendiri di sana dan Allah juga akan terus menjaganya.

Lalu datanglah hari itu di mana Reza tak dapat dihubungi seharian. Saya tak bisa tersambung di kedua nomor miliknya sama sekali. Mulailah pikiran-pikiran buruk berkelibatan di otak saya. Apa Reza hilang? apa Reza ditangkap oleh penduduk setempat dan dipaksa menikah dengan salah satu anak tetua di sana? Aargh.. Yang kedua itu memang terdengar konyol, tapi saya benar-benar sempat terpikir ke arah sana. Apakah luka kemarin itu adalah hasilnya bertikai dengan penduduk setempat? Dan masih banyak lagi worst case scenario yang muncul di benak saya. Sudah terbayangkan di benak saya, duduk di ruang tamu rumah keluarga Reza bersama keluarganya sambil menunggu perkembangan berita dari Jambi. Air mata saya entah sudah tumpah berapa banyak hanya dengan membayangkan hal itu saja 😦

Dan malamnya saya benar-benar nggak bisa tidur sama sekali. Kalau sudah begitu badan saya mulai protes, praktis paginya suhu badan saya meninggi dan terasa lemas sekali. Nggak berhenti saya berdoa untuk memohonkan keselamatan Reza. Beberapa kali saya menghubungi ibunya untuk berbagi kabar. Tapi hasilnya tetap nihil. Bagaimana saya nggak semakin khawatir? Saya sampai menelfon Azizah untuk menemani saya di rumah, karena sendiri bisa membuat kepanikan semakin terasa.

Tepat saat saya mendengar pintu mobil Imam ditutup di depan rumah, handphone saya menerima sms yang menunjukkan bahwa nomor Reza sudah bisa dihubungi kembali. Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Ingin rasanya sujud syukur saat itu. Tapi instead of sujud syukur saya langsung kembali menghubungi nomor tersebut untuk menanyakan kabar Reza. Mendengar suaranya yang tenang saat itu membuat saya pun merasa tenang. Terimakasih Ya Allah sudah memberikan perlindungan dan keselamatan baginya saat itu. Reza tak begitu banyak bercerita, ia hanya bilang ada kasus terjadi di lapangan dan semalaman itu dia belum tidur. Ia hanya punya waktu tidur sekitar dua jam sebelum waktu shalat Jum’at tiba dan setelahnya sudah harus kembali ke lapangan untuk bekerja. At least itu yang saya tangkap saat itu.

Malamnya saya tahu kalau Reza tak jadi kembali ke lapangan karena satu dan lain hal. Lalu saya kembali menelfonnya. Dari percakapan malam itu saya kemudian tahu alasan lemburnya. Ternyata ketakutan saya beralasan. Karena memang ada salah satu kru mereka yang hilang dan masih belum ditemukan sampai malam kemarin. Saya tertegun sejenak. Sangat bersyukur karena semua bayangan terburuk yang kemarin terbesit di bayang saya tidak terjadi pada Reza. Tapi tetap saja sedih membayangkan akan ada keluarga dan kekasih lain yang akan mengalami apa yang saya takutkan kemarin.

Di subuh ini, entah perkembangan seperti apa yang sudah dicapai tim pencarian di Jambi. Saya hanya bisa berkirim doa semoga kru tersebut cepat ditemukan dan semoga tak lagi terulang kasus yang sama (itupun kalau proyek tersebut dipaksa dilanjutkan). Sempat berharap proyek tersebut dihentikan dan Reza kembali ke Jakarta, tapi sungguh saya sudah tak lagi bisa mendahulukan keinginan sendiri saat ini. Apapun yang terbaik untuk tim di Jambi sana, ya Allah mohon berikan keselamatan untuk mereka. Terutama untuk Reza. Amin.

Update:
Kemarin malam Reza bbm saya, memberitahu kalau temannya itu sudah ditemukan, tapi dalam keadaan meninggal. That was really a hit for me. Sejak awal saya tahu proyek ini beresiko tinggi, tapi jika sudah sampai nyawa taruhannya, saya rasa ini semua nggak setimpal. Saya sekarang benar-benar berharap Reza pulang ke Jakarta and find another job, because this definitely not worth it at all 😦

Bee

Posted with WordPress for BlackBerry.

2 thoughts on “Comes in a Reasonable Thought

Leave a reply to sittyasiah Cancel reply